
Mega-Berita.com Mega-Berita.com Mega-Berita.com Mega-Berita.com Kemangai, Sintang, Kegiatan Rehab Jembatan Gantung Nanga kemangai yang terletak di jantung kota ibukota kecamatan Ambalau, kabupaten Sintang menimbulkan tanda tanya besar, sebab kegiatan tersebut bak siluman, tiba-tiba nongol tanpa indentitas yang jelas, baik itu dari sumber dana maupun pagu anggaran serta plang kegiatan.
Sementara itu Pemerintah Indonesia mewajibkan pemasangan plang nama pada proyek-proyek yang didanai pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah. Pemasangan plang ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas publik mengenai proyek yang sedang berjalan. Dasar Hukum Pemasangan Plang Proyek tersebut adalah Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Awak media www.mega-berita.com berusaha menelusuri sumber pendanaan tersebut tapi hasil nya nihil, tak satu pun informasi yang di peroleh.
Sementara itu kades dua desa yang di batasi oleh jembatan gantung tersebut yaitu Desa Nanga Kemangai dan Desa Bukit Tinggi ketika di konfirmasi pada kamis, (5/6/25) mengaku tidak tahu menahu terkait kegiatan tersebut.

"Saya tidak tahu, Soalnya saya dan pemerintah desa kecamatan Ambalau tidak di kasi tahu terkait kegiatan tersebut," Jelas Koik, S.Pd kades Nanga kemangai.
Hal senada juga disampaikan oleh Dedi kades bukit tinggi.
"Saya tidak tahu bang, itu kegiatan bersumber dari mana dan berapa anggarannya, sebab tidak ada pemberitahuan ke kami selaku pemerintah Desa Bukit Tinggi," jawab nya.
Camat Ambalau Mikhael Wiwinardi ketika di hubungi via pesan WhatsApp pada hari yang sama juga mengaku tidak tahu menahu terkait kegiatan tersebut.
"Mungkin dari provinsi, saya sudah tanya ke Sintang tidak ada, anggaran nya pun saya tidak tahu, mereka tidak bilang saya dan bertemu saya," jelas beliau.
Hal tersebut menimbulkan tanda tanya besar, sehingga menguat dugaan adanya hal yang tidak beres dari kegiatan rehab jembatan gantung tersebut.
Dugaan adanya perbuatan melawan hukum pada kegiatan tersebut makin menguat ketika media ini melakukan konfirmasi kepada Aju selaku pelaksana kegiatan.
Aju ketika di konfirmasi apakah benar sebagai pelaksana kegiatan mengakuinya, tapi ketika di tanya berasal dari mana sumber dana kegiatan tersebut dan berapa anggarannya justru tidak mau menjelaskan.
"Hubungi pak well saja pak," demikian jawaban nya.
Awak media kemudian melakukan penelusuran siapa sebenarnya well yang di maksud akhir mengetahui kalau sosok yang di maksud adalah petugas dari PU kabupaten Sintang yang pernah ke Nanga kemangai dan melakukan pengukuran terhadap jembatan gantung tersebut.
Awak media kemudian melakukan konfirmasi kepada yang bersangkutan melalui pesan WhatsApp untuk menanyakan status kegiatan tersebut tapi yang bersangkutan menolak memberikan keterangan.
"Ketemu di Kantor PU saja pak," jawabnya.
Awak media yang sedang tidak berada di Sintang kembali meminta supaya cukup memberitahukan sumber dana dan anggaran saja tapi jawaban kembali penuh misteri.
"Mohon maaf pak, bagus ketemu biar jelas," tuturnya.
Dari penelusuran tersebut mengindikasikan bahwa kuat dugaan aroma perbuatan melawan hukum yang kental dari kegiatan tersebut, sebab selain misterius proyek siluman tersebut juga di kerjakan asal-asalan, mulai dari sleng yang hanya di cat ulang kemudian pagar jembatan juga hanya di beri sambungan seala kadarnya saja kemudian di cat.
Seorang tokoh masyarakat kecamatan Ambalau yang meminta di rahasiakan identitas nya meminta pihak berwenang menelusuri kegiatan tersebut.
"Minta kepada pihak berwenang seperti APH, inspektorat serta TIPIKOR untuk segera melakukan penyelidikan terkait kegiatan tersebut, jangan jadikan kami masyarakat kecamatan Ambalau hanya sebagai obyek untuk kegiatan yang memperkaya diri sendiri, letakkan proyek di sini, di korupsi kemudian kami tidak mendapatkan pembangunan yang maksimal, " tegasnya.
Sumber : Yupinus Totom
Editor : Cecep Kamaruddin